Oleh Fazliah. seperti
biasanya pagi pagi buta, sekitar jam 5 pagi Helena harus bangun lebih awal
untuk menuju lapangan apel dan mengikuti latihan paskibra. Yah! pagi pagi buta,
yang mana saat itu ayam pun belum berkokok, matahari belum terbit, suasananya
masih sangat sepi, gelap, dan dingin, membuat Helena selalu mengundur undur
waktu, dan malas untuk beraktivitas. Dia harus datang tepat waktu jam 06:30
pagi, dan jika terlambat, ia akan di beri hukuman. Semua itu benar-benar
memaksakan dia. Kegiatan yang membosankan itu harus ia lakukan setiap hari,
secara fisik dia memang sangat lelah, semua itu membuat ia tekkor,
Ia mampu
melaksanakan tugasnya dengan baik, dan prosesnya pun berjalan dengan lancar.
Saat ketika acara berlangsung, dan saat itu keadaan paskibra sedang langkah
tegap, Helena tiba-tiba mengeluarkan darah dari hidungnya, dan kemudian jatuh
pingsan. Keadaannya sangat pucat, akhirnya dia cepat cepat di bawa ke
ambulance, dan di bawa ke rumah sakit umum di Banda Aceh, sehingga dia tidak bisa
melakukan penurunan bendera selanjutnya, sedangkan paskibra tidak bisa tanpa
kehadiran Helena, paskibra tanpa Helena adalah butiran debu, kepergian Helena
meninggalkan tanggung jawab besar bagi paskibra. Dengan kejadian ini, berakhirlah
paskibra dan berakhirlah hubungan Helena dengan pacarnya riki, dan persoalan
bagaimana saat penurunan bendera nanti tanpa Helena? Itu semua kembali ke
pelatih paskibra.
Helena
pun sering mendapat hukuman dari pelatihnya Karena telat dan lupa membawa
barang yang harus nya di bawa oleh anggota paskibraka, pagi, siang, sore,
bahkan sampai menjelang pulang ia tidak pernah absen untuk menerima hukuman
dari pelatih tercinta nya. Berlari mengitari lapangan sebanyak 7 kali, yang
luas lapangan itu mencapai 700 m, membersihkan pekarangan tempat rumah hantu,
push up, tengadah matahari, jungkir balik, jalan jongkok, merayap, guling,
masuk ke empang, dan masih banyak hukuman ciptaan pelatihnya yang lain, dia memang
tidak sendiri, dia bersama rekan pemberontak yang lainya juga, tetapi apapun
kasus nya, apapun hukuman nya, dan gimana pun jenisnya dia selalu ada di
selip-selip masalah itu, alasannya pun bermacam-macam,
“saya
lupa pak”, “telat bangun pak”, “gak ada orang tua pak di rumah, saya sendiri”, “serbet
nya uda hilang pak”, “ada kecelakaan sedikit di jalan pak”, itu semua alasan
yang sangat konyol bukan,
“asik
kamu kamu aja yang kenak , push up 20kali’ bentak pelatih pak umar
‘satu,
dua, tiga, empa…………’ jelas terdengar dari suaranya yang keras yang berasal dari
kedongkolan hatinya.
‘
yeeeaaahhh hay boncell, suaramu mantap,’ ejek pelatih brigadier Era Fauzi.
“Iya
pak soalnya saya sangat semangat pagi ini, saya dapat hadiah dari pak umar,
special push up 20kali”, sahut Helena bernada ejekan.
“Kenapa,
kamu gak senang yah! Dongkol? Siapa suruh masuk paskibra, mending kamu pulang”,
sahut senior kak fery.
‘Siap
Ulangi’ tegas Helena.
Helena
sangat donkol saat itu , bahkan teman-temannya pun heran melihatnya mengapa dia
selalu telat, bahkan temanya yang dari Lueng Putu pun selalu datang tepat
waktu, tapi dia yang datag dari Trienggadeng selalu telat, BONCEL itulah nama
suci yang di berikan oleh pelatih tercintanya.
“Boncel,
kamu kenapa sering telat sih, si Karin lagi ,telatnya barengan gitu lagi, kena
hokumnya sama gitu lagi, kalian janjian dating telat yaa, kok gak ajak-ajak
sih?” Tanya sahabatnya Farah.
“Pala
mu janjian, aku capek tau, bayangin aja kita latian dari pagi sampe sore kan,
terus istirahatnya sebentar lagi, mau makan jalan jongkok, siap makan lompat
kodok, terus latihan lagi, lari-lari lagi, emang ko gak capekk apa?, nah, malam
nya aku sudah dapet piket ngeladenin cowok ku yang gila marahin aku mulu tau!,
aku susah bangun pagi jadinya, sering buru-buru ya udah tinggal deh semua, uda!
Gt aj ?” sewot Helena
“Owh
cerita nya ko sering tidur larut malam yah? Ko pun kurang kerjaan ni,
ngeladenin orang gila semaleman, sayang princess helenaa” jawab Farah
“Yaaaaaa
itu udah menjadi bagian dari pekerjaanku! Mungkin!??” jawabnya cuek.
Helena
hanya menghabiskan waktu untuk menikmati hukuman yang di berikan pelatihnya, beserta
dengan ke dua rekannya tadi, terkadang Helena juga lelah dengan hukuman yang
selalu di hadiah kan oleh pelatihnya sehingga ia sering jatuh sakit dan di
impus.
Dan
semenjak itu dia berusaha untuk tetap disiplin waktu dan datang tepat waktu,
tapi tetap saja rasa donkol di dalam hatinya tidak pernah hilang. Karena setiap
kali istirahat dia di suruh maju ke depan oleh pelatih untuk mempresentasikan
bakat nya, kadang Helena hanya di suruh untuk menyanyikan lagu potong bebek angsa,
berhitung dari 100 sampai nol, yang jika salah harus di ulang kembali, lumayan
konyol , di suruh menyatakan cinta untuk seorang cowok yang dia sukai di
paskibra,
“Kamu
bisa memilih cowok mana saja yang kamu sukai dan kamu bisa menyatakan cinya
untuknya seromantis mungkin, sampai dia benar-benar suka sama kamu” perintah
pak Umar.
“hah?
Aku di suruh menyatakan cinta ? yang benar saja? Cewek menyatakan cinta ke
cowox, ? sumpah jangan kan untuk mengharapkan cinta mengharapkan cowok pun saya
tidak pernah, apalagi untuk menyatakannya, sungguh aneh tapi nyata, “ bisiknya
dalam hati.
Curut
adalah salah satu pasangannya di paskibra, dia juga menyukai sosok Helena ,
karena parasnya yang cantik, dan manis, walaupun kini wajah emasnya itu sudah
terbakar terik matahari, tapi itu tidak pernah membuat nyabuta, baginya sosok
Helena adalah bidadari, panas terasa dingin, kotor terasa bersih, bahkan
mungkin dia tida perlu teh manis di tambah gula, karena manisnya Helena sudah
melengkapi teh itu, begitulah seandainyanya.
“
pak saya rasa gak logis kalo saya di suruh menyatakan cinta ke seorang cowok,
sedikit ngerasa ganjal gitu? Tanya Helena.
“Terus
kamu mau nya seperti apa? Kamu mau dia yang merayu kamu?, kamu mau dia yang
nyatakan cintanya ke kamu?, ok curut lanjutkan” perintah pak Umar.
Curut
hanya diam, terlihat dari wajah nya yang merah merasa malu, keringatnya
bercucuran , hatinya bedetak kencang, ia hanya membelakangi Helena, sedangkan
Helena diam, dengan raut wajah nya kusut, seolah dia sudah bosan karena terlalu
sering di suruh maju ke depan, tapi apapun ceritanya, tetap saja pelatihnya
menuntutnya untuk melakukan hal konyol itu.
“Apa
aja boleh, asalkan tidak untuk maju ke depan, apalagi untuk membuat hal yang
aneh aneh,” berbisik dalam hati.
“Cepat,
! apa yang kalian tunggu,cepat curut kamu tunggu apa lagi, yudah kalian push
aja cepat” perintah pak Umar.
Helena
dan curut memilih untuk push up, yah, push up yang tiada henti,setelah
kekenyangan push mereka kembali untuk latihan lagi. Benar-benar latihan serius,
latihan yang tidak mengenal waktu, tidak kenal hujan, panas, dingin, redup dan suasananya, apa pun dan
bagaimana pun lahtian akan tetap di laksanakan, Helena sebagai pembawa bendera
merah putih, ia harus membawa beban yang beratnya 3 kg dalam latihanya.
Udah
sejauh ini kekompkakan dari paskibra itu sendiri juga belum tampak, bahkan
diantara mereka masih ada yang mempunyai sifat apatis yang tinggi, banyak di
antara mereka yang kena marah, bahkan pelatih pun bosan memberi hukuman buat
mereka yang melanggar, sebagian pun terancam akan di keluarkan dari anggota
paskibra, pastinya mereka nggak mau, karena meereka sudah terlanjur hitam,
terlanjur capek, terlebih lagi mereka adalah orang yang berasal dari kejauhan, banyak
biaya yang sudah mereka habiskan untuk paskibra. Wajar mereka tidak ingin di
keluarkan begitu saja.
Pelatih
memilih untuk membuat perjanjian untuk mereka, jika dalam beberapa waktu ke
depan mereka tidak berubah dan tetap pada pada kesalahan mereka maka mereka
akan di keluarkan secara hormat, mau tidak mau mereka harus menerima perjanjian
itu.
“owh
pelatih ku, mungkin aku sudah terlanjur basah, kenapa tidak dari pertama kita
kenalan kau katakana semua, bahkan kau juga tidak mengatakan kau akan
memberikan hukuman yang sedemikian rupa, owh paskibra ku, ternyata apa yang aku
lihat tidak lah sesuai dengan apa yang kukira, apa yang ku kira tidak sesuai
dengan kenyataannya, owh wahai,,,,,, seandainya aku punya waktuu untuk
mengulang nyaa…………, tapi apalaaaah daya, aku juga tidak ingin rugi, rugi wajah
cantikku sudah terbakar panas matahari, sinar ultraviolet sudah merobek
senyumku, sehingga bibir kukerap kali mengelurkan darah, owh jiwaku yang lemah,
bersabarlah, setidaknya kau tidak termasuk parah dari orang orang itu,
sadarilah kau dan paskibra telah melangkah sampai sejauh ini, apa pun yang
terjadi nikmatillah, “positive thinking” ini tak selamannya, ada waktu dimana kau
akan menikmati senja, merasakan sepoi-sepoi angin, dan duduk di tepi ombak. ”
bisik Helena dalam hatinyaa saat melihat salah satu rekannya di hokum.
Seberapa
pun mereka mengeluh, sekuat apa pun jeritan hati mereka, pelatih pun tidak akan
peduli, urusan mereka hanyalah memberikan yang terbaik pada 17 agustus nanti,
baginya siapa yang berminat saja , tidak ada paksaan sama sekali dari pelatih.
Bahkan dari anggota paskibraka tidak sedikit yang mulai sakit sakitan, ada yang
muntah, pingsan, harus di impus, sakit lambung, tidak sedikit juga orang yang
mengalami pegal pegal sekujur tubuhnya.
Helena
merupakan salah satu perempuan di antara perempuan lain yang memiliki fisik
yang sangat kuat, bahkan dia di julukin pawang lintah , karena pada suatu hari
pernah seluruh pasukanya kena hukuman masuk ke dalam empang yang ada di dekat
lapangan mereka latihan, mereka di suruh jalan di tempat, langkah tegak maju, di dalam empang itu, sungguh hal yang sangat
jorok, jijik, dan bahkan tidak seorang pun menginginkannya, tapi di paskibra
inilah, mereka di perkenalkan dengan yang namanya empang paskibra, setelah
berlama lama di dalam empang, setelah itu mereka di kejutkan dengan hadirnya
beberapa ekor lintah yang sangat lucu lucu itu, laki-laki pun banyak ketakutan
karena lintah, kaum hawa paskibra pun tidak mau kalah, bahkan mereka sampai
menangis histeris, teriak kesana kemari, sehingga menarik perhatian orang yang
melihatnya,sedangkan Helena, selepas dari empang yang hitam, bau, menjijikkan
,dan penuh kotoran itu, tanpa pikIr panjang, tanpa memikirkan siapa pun, dia
langsung bergegas cepat pergi ke WC untuk cepat membersihkan kotoran yang ada
di kaki nya, dia bahkan tidak peduli apa saja yang ada di kaki nya, sampahlah,
lintahlah, pacatlah, atau apalah, dia hanya focus untuk membersihkan kakinya,
karena itulah yang membuatnya alergi, lantas dia kembali ke barisan semula, dia
pun terdiam sejenak, ia memperhatikan ke sekelilingnya di lihatnya dia ternyata
hanya sendiri, sedangkan kawannya masih di tempat empang, kakak senior yang memberikan
hukuman itu pun menjadi panik, melihat anggota paskibranya pada menjerit-jerit,
tak lama kemudian datang pak Fauzi
“
Udah Fer, biarin ajA orang itu, biar mereka rasakan, kita udah capek jerit-jeritan,
tapi mereka gak ada sikap sama sekali sama pelatihnya, mereka kira kita ini
siapa,? jadi kamu gak usah panic, kalo itu masalah nya, biar saya yang selesaikan” ujar pak Fauzi dengan tegasnya.
Bahakan
pak Fauzi pun setuju atas apa yang dilakaukan oleh Fery senior paskibra, pak Fauzi
merasa paskibra 2014 kurang menghormati pelatihnya, mereka bener-bener tidak
menghargai pelatihnya sehingga mereka membuat pelatihnya kesal dan memberikan
hukuman kepada mereka,
______
Azan
dzuhur pun terdengar maka mereka cepat-cepat bergegas bersiap untuk salat Dzuhur,
mereka di beri waktu yang sangat minim oleh pelatih, untuk berwudhu, mandi dan
mempersiapkan semuanya, bagi siapa yang terlambat otomatis mereka akan
ketinggalan, tidal berlama-lama, tidak pakek pembuka, pelatih tertua dari
paskibra yaitu pak Umar langsung menyampaikan siraman rohani untuk paskibra
2014.
“Saya
benar benar kecewa melihat kalian, bahkan sudah sekian lama kalian latiahan pun,
kalian sama sekali tidak ada sikap sama pelatih kalian, kalian kira pelatih
kalian ini siapa, seenaknya pula kalian di sini, asal kalian tau aja ya, kalian
di sini tuu di bayar, bukan gratis, kami juga dibayar, dan kami punya tanggung
jawab untuk melatih kalian. Makanya kami tidak terlalu memaksakan kalian, kami
ajarin yang bersedia masuk paskibra saja, sekiranya mereka tidak mau yudah itu
terserah,S toh masih banyak senior kalian terdahulu yang masih mau masuk
paskibra, cobalah, kalian to, ikutin aja aturannya, gak usah mendongkol, apa
yang di suruh to ikutin aj, lakukan dengan betul, lagian itu juga untuk kalian
sendiri, kalo kalian melakukannya dengan serius kalian juga pasti bisa, cepet
selasai, cepat kalian pulang, jadi kita gak usah capek-capek lagi waktu 17
agustus nanti, kalo kalian mendongkol yang ada badan kalian yang sakit kena
hokum terus, nah itu yang yang menyebabkan kalian sakit-sakitan, sikap pun kalian
gak ada, kalian to Cuma tinggal beberapa hari aja di paskibra, gak lama lagi,
setidaknya kalian mampu memberikan yang terbaik buat pelatih kalian, kami gak
minta lebih, ukuran standar normal yg semestinya kalian kasih ke pelatih kalian
aja, dimana mana itu apa pun organisasi nya yang paling harus di utamakan itu
adalah sikap, mulai besok saya tidak mau mellihat kalian hancur-hancuran lagi,
saya juga sudah bosan kasih hukoman buat kalian, sekali lagi saya ingatkan
kalian, buang rasa donkol hati kalian, coba aja kalian lakukan, ikuti apa yang
disuruh pelatih, pasti bagus,……………”
Angin
sepoi sepoi dari tepi sawah sangat menyejukkan mereka, apalagi mereka yang
capek selepas latihan, angin itu benar-benar membuat mereka merasa nyaman, dan
ocehan pelatih bagi paskibra 2014 bagaikan dongeng sebelum tidur yang sangat
menjiwai, sedangkan pelatihnya sudah capek-capekan ngomong di depannya, samapi
berbusa-busa gitu, tetapi tidak lebih dari 50% saja yang mendengarnya ,sedangkan
sisa nya kebanyakan ngantuk, nampak dari paras pelatih mereka yang kecewa
dengan paskibra 2014, dan kata kata yang dilontarkan oleh pelatihnya sendiri, sedangkan
Helena hanya diam saja, terserah apa yang di katakana oleh pelatih nya pak Umar,
atau yang dilakukan oleh rekannya yang lain, yang terpikir di benaknya kini
adalah kapan dia bisa pulang, pulang, dan pulang, sepanjang latihan nya ,dia
menghabiskan penantiannya hanya menunggu saat pergi dan saat pulang,
“Boncel,
aku ngantuk, aku tidur di bahumu yah?”, Tanya Farah.
“Kurasa
kamu butuh kasur yang empuk, angin sepoi, dan waktu lama untuk mu santay kawan!”
sahut Helena
“Iya,
tapi tidak disini, mungkin di rumah, tidak untuk sekarang, mungkin nanti malam,
tidak lama, mungkin cuma sebentar, aku yakin aku selalu mempergunakan waktu isrirahat
itu dengan sungguh-sungguh istirahat, sehingga seketika aku membaringkan
badanku aku langsung terlelap dalam mimpi, sumpah aku capek, rasanya tulang-tulang
ku mau copot” jawab Farah dengan lemah.
“Iya,
kamu capek, fisikmu, jiwamu, dan batinmu, berjanjilah akan memanjakan tubuhmu
setelah 17 agustus nanti, kamu bisa terlelap di bahu ku sobat” jawab Helena
memanjakannya.
“Iya
itu pasti akan ku lakukan, kurasaa aku gak ingin mengenang hal ini lagi, entah
mengapa,? tapi yang lain ingin paskibra ini lebih lama lagi, sedangkan aku tak
sabar ingin mengakhiri ini semua sesegera mungkin,” sahut Farah.
“Yah
aku juga, mungkin inilah kedongkolan kita, makanya kita sakit-sakitan yah ?”
jawab Helena.
“Entahlah!,
Terus gimana besok? kamu latihan gak ?
Tanya Farah.
“Apa?
Besok? Kamu bilang ini latihan, ? aku gak yakin aku lagi latihan, dan datang
untuk latihan?, aku rasa aku datang untuk hukuman, mungkin! Yah itu benar, kita
Cuma kecapeaan karena jungkir balik doang nih, kekenyangan push up, dan
kelaparan jalan jongkok kali yah,” jawan Helena dongkol.
“Terus
apa yang kamu kagumi dari paskibra 2014 boncel?” Tanyanya penasaran.
“Kamu
tau kan lirik lagu paskibra yang “mau makan jalan jongkok, siap makan lompat
kodok di caci di maki dan di bentak hoy” Aku suka itu, I like it” ejeknya
Helena.
“Too
saya juga kakak”, jawab Helena.
Zzzzzzzzzzzzzz…………….(sejenak,
farah pun terlelap)
Apa
pun cerita nya, bagaimana pun alasannya tettap saja Helena dongkol, apakah dia
salah pilih atau memang sengaja memilih paskibra, tapi dia benar-benar hidup
dalam arena paskibra, mau bilang apa? Bahkan mengelak pun tak bisa, mungkin dia
terlalu gegabah sehingga dia lupa membaca aturan hidup, sehingga mau tidak mau
dia harus tetap di paskibra sampai 17 agustus nanti, dan hidupnya kini benar-benar
berubah, jika pada hari-hari biasa dia bisa bangun kesiangan , nah di paskibra
kini dia harus bangun terlalu subuh, jika dia tidur di kasur empuk, kini dia
harus berguling gulingan di lapangan tandus, jika siang hari dia tidur, kini
dia harus berlari-larian, jika diaa menikmati sorenya dengan menikmati senja di
tepi pantay, kini dia baru pulang latihan, dan menghabiskan waktu istirahatnya
dirumah saja.
Sedangkan
malam harinya adalah malam yang seharusnya princess Helena istirahat panjang,
tapi kini dia harus menghadapi omelan pacarnya, yang setiap malam hanya bisa
memarahinya , curiga yang berlebihan dan kerap kali ia memarahi Helena dengan
berbagai alasan dan beranggapan Helena pergi paskibra untuk mencari laki laki
lain yang lebih baik lagi darinya. Terkadang ia mengalah dalam masalah itu, sedangkan
Helena sudah berusaha untuk meyakinkan pacarnya agar tidak berpikiran negative
tentang nya, apa yang di lakukannya selama di paskibraka bahwa itu benar-benar
latihan, sehingga ia harus pergi pagi dan pulang sore hari, terkadang ia pulang
magrib, sesaat saja Helena tidak menghubungi pacarnya bisa saja pacarnya marah
pada Helena, dengan angggapan sibuk pada paskibra, udah dapat pengganti yang
lain .
Berbagai
carutan dilontarkan ke Helena, karna ia menganggap Helena lagi berbohong, dan
memaksakan untuk mengatakan yang sebenarnya, padahal Helena juga kurang senang
keberadaanya di paskibra, sepulang latihan sore jam 6, lalu di bukakkannya hp
dia memang sudah tau bahwa pacar nya sudah mengirim pesan kepadanya.
“Owh
baru pulang ya,, sukses tuh paskibranya yah, jumpa banyak kenalan, bisa maen-maen,
terus bisa pulangg malam-malam gini lagi, aku salut bung” pesan dari pacar nya
Riki.
Yah
itu memang sudah kebiasaan pacarnya selalu memarahinya, bahkan jika Helena lupa
mengabarinya dalam seharian itu, bisa mati dia, kena bentak sepanjang
pembicaraan, sedangkan Helena jarang menyibukkan diri dengan hpnya, bahkan
merasa bosan dengan hpnya, karena yang dia jumpai di dalam hpnya adalah amarah
yang membara dari pacarnya.Pengalaman pertama jadian dengan pacarnya ini
membuat dia trauma, sehingga dia benar benar tidak dapat berbuat apa-apa, dia
takut jika pacarnya , marah bisa saja dia akan memukul Helena lagi seperti
dulu, yang hanya bisa dia lakukan hanya diam, mendengar omelan pacarnya,
bersabar di atas sabar, terkadang ia
harus berbicara sampai larut malam demi untuk menjelaskan kebenarannya di
paskibra, bahwa apa yang di kira oleh pacarnya itu adalah tidak ada, bahkan
jauh dari kemungkinan, karna apa pun dan bagaimana pun Helena, dia adalah orang
yang setia, sehingga tidak mungkin diia akan bertahan selama 4 tahun bersama
pacarnya hingga sekarang setelah melalui masa manis, pahit, jatuh, bangun,
menghadapi tingkah pacarnya, sehingga tidak jarang dia di ancam oleh pacarnya.
“Dex
kamu pilih paskibra atau aku” Tanya riki.
“Aku
tidak dapat memilih keduanya, kedua hal itu penting bagi ku, bagaimana jika aku
katakana aku ingin dua hal itu,” jawab Helena.
“Paskibra
atau aku,” tegas riki
“Keduanya,”
jawab helena singkat
“salah
satu, !” sahur riki bernadakan marah.
“bagaimana
jika aku tidak memilih keduanya,” jawab Helena
“aku
lagi serius jadi kuharap kamu bisa memahami ku dengan lebih serius lagi, bisa!”
bentak riki,
“bukankah
dari awal sudah ku katakan, gak ada yang bisa menggangu gugat keputusan ku, apa
lagi kamu, dan kamu tau gak, aku tuh udah bosan dengerin ocehan kamu, jadi
orang tuh syukur sedikit kenapa sih!, gimana pun tingkah kamu, aku masih bisa
menerima kamu dengan baik, hingga sekarang, lagian aku uda bilang aku benar-benar
ingin ikut paskibra, di sini aku cari pengalaman , bukan cari jodoh, tolong
percaya aku, toh aku tidak pernah selingkuh, berbuat hal yang aneh-aneh, bahkan
aku masih bisa memaafkanmu setelah 5 kali kamu selingkuhin aku, dan aku juga
tidak pernah membalasnya, kurang apalagi sih aku?, cukup!, damai atau tidak sama sekali!, aku mohon ,
kegiatan aku sangat capek dan kurasa kamu tau itu, jadi cobalah mengerti! Jawab
Helena sambil menangis histeris.
“jadi
dari pidato mu yang panjang lebar itu intinya kamu memilih paskibra, kenapa
tidak bilang dari pertama saja sih, jadi mungkin aku bisa cari pacar yang lebih
cantik lagi dari pada kamu, toh sekarang kamu sudah hitam kok, di luar sana
masih banyak perempuan yang mau sama aku, sekarang siapa yang rugi coba? Aku
kan ?” jawab riki memanaskan suasana.
“stop!
Sudahlah, jangan menghina aku lagi, sebelumnya kamu juga begitu, sumpah wahai
hamba yang keras kepala, ini semua sudah berlebihan, mungkin aku cuma orang
bodoh yang menunggu mu, sungguh ini pengorbanan yang sia sia,” jawab Helena sambil menahan tangisnya.
malam
itu adalah perbincangan yang sangat hebat, bahkan tidak sedikit Helena harus mandi
air mata, karena dia benar-benar kehabisan kata-kata, apa lagi keadaanya yang
kurang istirahat dan kegiatannya sangatlah berat , itu membuat keadaan fisiknya
hancur berat, tubuhnya semakin kurus, setiap kali bangun pagi, matanya selalu
bengkak, sungguh tidak wajar, dia masih sangat muda, bahkan masih pacaran, dia
tidak harus terlalu terikat sedemikian rupa, masih banyak hal yang dapat dia
lakukan, dan dia dapat menghabiskan waktu untuk hal yang lebih baik lagi. Tapi
apa pun yang akan terjadi kedepannya antara hubungan Helena dan pacarnya itu,
Helena tidak akan mau meningglkan paskibra, karena dia tau pengorbananya hanya
kan sia-sia saja, bahkan masalah yang ini bukanlah kali yang pertama ia hadapi,
ia butuh kesabaran yang lebih besar untuk menghadapi nya, antara paskibra dan
pacar nya, yang ia ingin kan semua berakhir dengan damai, dan semua tetap baik-baik
saja, dia tetap melakukan latihannya, sekalipun ini menjadi yang terakhir hubungan
antara dia dan pacarnya.
Dia
tetap melakukan latihan yang sebagaimana biasanya dia lakukan, lari pagi, formasi
lama, formasi baru, panas-panasan di teriknya matahari, push up, jungkir balik,
guling berantai, kini tidak berarti apa apa lagi untuknya, karna ia hanya
menunggu untuk beberapa hari saja.
Di
suatu tempat pada jam di istirahat dia duduk termenung sendirian memikirkan sesuatu,
dan dalam hati nya ia berbisik,
“
ya allah aku benar benar dalam kebingungan , tuhan bantu aku, aku memang sudah
lama tidak menyukai tempat ini, sekarang aku berada dalam proses berusaha, dan
aku juga sudah bosan untuk mendengar hinaan dari pacarku sendiri, ya allah
bantu aku, capek bercampur galau itu hal yang sangat menjengkkelkan, tapi jika
aku harus menunggu waktu yang tepat maka aku akan bersabar, tapi harapanku
semoga aku mampu untuk menempuhnya ya ALLAH, izinkan aku berusaha untuk
melewati ini”
Setelah
lama termenung, lantas Helena pergi dan beralih dari tempatnya termenung dan
kembali ke lapangan apel untuk mengikuti latihannya, sungguh akhir yang sangat
pahit baginya, keadaan fisik yang kurang sehat membuat lelah dan tidak sanggup
mengikuti latihan paskibra lagi terlihat dari keadaan fisiknya yang kurang
mendukung, semakin hari wajah nya tampak kusut, menjelang 17 agustus Helena pun
terancam sakit, bahkan tidak jarang dia jatuh pingsan, harus di impus, tapi
paskibra benar-benar membutuhkan dia, karena jika dia tidak bisa mengikuti
paskibra, maka tidak ada lagi yang bisa menggantikan posisinya sebagai pembawa
bendera, tugas berat itu harus dia lakukan dalam keadaanya yang sakit, semakin
hari keadaanya semakin parah.
17
agustus 2014, pada pagi hari yang cerah, tepat pada pukul 09:00 WIB penaikan bendera
di mulai, di tangan di dalam baju Helena pun di pasangkan impus, karena Helena
saat itu memang lagi keadaan sakit, dan pelatih khwatir penaikan bendera akan
gagal hanya karena Helena jatuh sakit atau pingsan, Helena masih sanggup
menahan sakit yang di derita saat penaikan bendera, walaupun pandangan
dimatanya terlihat remang-remang hitam, pandangan setiap orang menjuru
kepadanya.
Mereka
sudah bersiap-siap di daerah persiapan. Seketika terdengar aba-aba
“maju……..jalan!” oleh danki paskibra, jantungnya berdetak sangat kencang.
“Ya
Allah, jika aku jatuh pingsan sekarang maka acara ini akan gagal, karena rekan
yang lain belum ada persiapan untuk menggantikan posisiku, jika aku jatuh
pingsan nanti pengibaran, keadaan akan kacau, dan jika aku jatuh pingsan
setelah pengibaran setidaknya pengibaran bendera pertama sukses, dan sisa nya
aku serahkan pada-MU Ya Rabbb……” ujarnya dalam hati.
harapannya saat itu adalah dapat bertahan
sampai selesai pengibaran, langkah demi langkah ia lalui dengan perasaan
tenang, sampai ketika mengambil bendera dari bupati, dan sampai tibanya saat menunggu
penaikan bendera, ia menghayati setiap lirikan lagu Indonesia Raya, ribuan
orang hadir pada saat itu menghalangi pandangannya, dan merusak konsentrasinya,
nyaris saja dia pitam, dan jatuh, tapi dia berusaha untuk tetap bertahan. Helena
merasa lega ketika melihat bendera sampai di atas tiang, barulah dia dapat
menghembuskan nafas dengan lega, yah! Nafas keberhasilan, untuk yang pertama
ini dia sudah sukses.
Selanjutnya
mereka kembali ke Daerah Persiapan (DP) untuk melakukan Devide, tak lama setelah
pengibaran bendera sukses, pelatih langsung mengunjungi Helena, untuk
menanyakan bagaimana keadaannya.
“boncel,
kamu masih sanggup gak, kalo memang gak sanggup kamu ke ambulance aja, cepat”
Tanya pelatih Brigadier Era Fauzi.
“saya
masih sanggup pak, saya bisa kok” jawab Helena.
Post a Comment